Rabu, April 01, 2009

Informasi Persyarikatan

-  Dijual Tanah dan bangunan hak milik seluas 800 m2 di Jl. Dr. Sutomo 90 Madiun, harga penawaran 3 M (nego). Berminat Hub. 0351-7764108. 
-  Tim Pembekalan Calon Jama'ah Haji PDM Kota Madiun membuka pendaftaran bagi calon jama'ah haji untuk dibekali pembahaman seputar Haji - Umrah. Menuntut dan membekali sesuai dengan Sunnah Rasulullah saw. Insya Allah pembekalan dimulai tanggal 5 April 2009 di Ruang Pertemuan RSI Siti Aisyah Madiun. 

Kepribadian Muhammadiyah

Oleh : HM. Sukriyanto  AR

Latar Belakang  Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah

1.         Adanya kekaburan terhadap pemahaman Agama Islam di kalangan Muhammadiyah, termasuk di kalangan  para aktifis Muhammadiyah., khususnya para penerus perjuangan Muhammadiyah, lebih-lebih di kalangan pengella amal usaha.

2.    Memudarnya semangat perjuangan terjadinya penyimpangan gerak langkah Muhammdiyah disebabkan ketidakjelasan arah, tujuan terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah di kalangan anggota khususnya pada generasi penerus  Muhammadiyah.

3.         Adanya ketidakfahaman akan kepribadian Muhammadiyah pada para penerus perjuangan Muhammadiyah, menyebabkan mereka terombang-ambing oleh gerakan-gerakan dan paham agama yang berkembang dalam masyarakat.

4.         Masuknya pengaruh luar yang tidak sesuai dengan  ruh, cita-cita semangat perjuangan  Muhammadiyah yang menyebabkan  kelesuan / melemahkanya dedikasi, hilangnya loyalitas terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah, sikap – mental yang  materialistic,  penyimpangan arah perjuangan Muhammadiyah..

5.         Ceramah / uraian KH Faqih Usman yang berjudul “Apakah Muhammadiyah itu ?” dalam sebuah Kursus Pimpinan Muhammadiyah di bulan Ramadhan tahun 1381 H, di Yogyakarta,  yang diikuti oleh Pimpinan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia..

Kronologi Lahirnya Kepribadian Muhammadiyah  dan Pelaksanannya

  1. Pada Muktamar Muhammadiyah (darurat) tahun 1946 di Yogyakarta, telah diterima rumusan “Muqdimah AD Muhammadiya” yang disusun oleh Ki Bagus Hadikusumo (Ketua PB Mhammadiyah 1942 – 1953), kemudian disempurnakan dan disahkan dalam Sidang Tanwir 1951 , yang merupakan amanat Muktamar ke 31 tahun 1950 di Yogyakart.
  2. Pada Muktamar ke 33 tahun  di Palembang telah disahkan rumusan ‘Khiththah Muhammadiyah”
  3. Pada Muktamar ke 35 (setengah abad) tahun 1962 di Jakarta, disahkan rumusan Kepribadian Muhammadiyah.
  4. Pada Muktamar ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta disah keputusan tentang tajdid di bidang ideology meliputi (a) Ideologi (Matan Cita-cita dan Keyakinan hidup Muhammadiyah = MKCH),  (b) Khiththah Perjuangan. Gerak dan amal usaha  Organisasi.
  5. Pada Muktamar Muhammadiyah ke 38 tahun 1971 di Ujung Pandang (Makassar) disahkan keputusan tentang  ‘Peningkatan Muhammadyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam.’
  6. Pada Muktamar Muhammadiyah ke 39 tahun 1975 di Padang telah disahkan keputusan tentang program  ‘Peningkatan Dakwah Muhammadiyah’

Perumus Kepribadian Muhammadiyah  ;

      Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam sebuah kursus pimpinan  yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta. Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul “ Apakah Muhammadiyah itu?’

Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah ;

  1. KH Faqih Usman.
  2. Prof. H.Farid Makruf,
  3. H.Djarnawi Hadikusumo,
  4. M. Djindar Tamimy,
  5. Dr. Hamka,
  6. KH R. Muhd Wardan Diponingrat,
  7. M. Saleh Ibrahim

Pengertian dan Fungsi  Kepribadian Muhammadiyah

 Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-pokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan,  tindakan dan gerak langkah  KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan demikian, dalam rumusan itu berbagai hal  yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW’

  1. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan  para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb)

 Matan Rumusan  Kepribadian Muhammadiyah

 Apakah Muhammadiyah itu?

 Untuk dapat memahami kepribadian Muhmmadiyah maka perlu diajukan pertanyaan sebagai berikut ; “Apakah muhammadiyah itu/”  

    1. Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam.
    2. Maksud geraknya ialah Dakwah Islam dan amar makruf dan nahi mungkar yang ditujukan kepada dua bidang ; (1) perorangan dan  (2) masyarakat.
    3. Dakwah dan amar makruf dan nahi mungkar pada bidang  yang pertama (1) kepada perorangan, terbagi pada dua golongan ; (a) kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan  ajaran Islam kepada yang asli murni.  (b) kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
    4. Dakwah dan amar makruf  nahi mungkar yang kedua (2) kepada masyarakat, bersifat  perbaikan, bimbingan serta peringatan.
    5. Metode pelaksanannya dengan cara bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata.
    6. Tujuannya, dengan metode itu (amar makruf an nahi mungkar) dengan caranya masing-masing yang sesuai dengan Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju  “terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”    

 2. Dasar Amal Usaha Muhammadiyah.

    1. Hidup manusia itu berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT.
    2. Hidup manusia bermasyarakat.
    3. Mematuhi ajaran-ajaran  Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu  satu-satunya landasan kepribadian  dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
    4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepa Allah dan ihsan kepada kemanusian.
    5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
    6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

3. Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah

    1. Berpegang teguh pada ajaran Allah dan RasulNya.
    2. Bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan  dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.

4. Sifat Muhammadiyah.

    1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
    2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
    3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
    4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
    5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta  Dasar dan Falsafah Negara yang sah.
    6. Amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik.
    7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran islam.
    8. Bekerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
    9. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah.
    10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana..

 Penutup

       Agar kepribadian Muhammadiyah ini dapat berfungsi dengan baik, maka perlu  dikaji dan diskusikan secara terus-menerus, diulang-ulang dan dilaksanakan utamanya oleh para pemimpin organisasi dan aktifis sehingga bisa difahami betul secara mendalam serta bisa dihayati dengan baik dan pada akhirnya dapat menjadi watak dan karakter Muhammadiyah dan orang-orang Muhammadiyah.

       Walahu’alam bishshawa-b.